AYAT-AYAT TENTANG HARI AKHIR
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Tafsir (TF-4)
Dosen Pengampu : Nadhifah S.Th.I., M.SI
Disusun Oleh :
Nia
Nor Ikhsani (103611012 )
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI WALISONGO
SEMARANG
2012
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Rukun iman
yang kelima adalah beriman kepada hari akhir. Iman kepada hari
akhir adalah percaya akan adanya hari akhir. Hari akhir adalah hari
berakhirnya kehidupan dunia. Pada
saat itu baik dan buruknya perilaku seseorang akan dicatat bergantung
bagaimana kadar keimanan seseorang dalam hatinya. Orang yang benar-benar
beriman adanya hari kiamat akan senantiasa menjaga agar perilakunya baik dan berusaha menjauhi hal-hal yang buruk.
Begitu juga sebaliknya….
Berikut
akan dipaparkan secara lebih rinci terkait dengan Ayat-ayat tentang hari akhir
beserta penafsirannya.
B.
Rumusan Masalah
1.
Jelaskan
penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an tentang pentingnya mempercayai akan adanya hari
akhir?
2.
Sebutkan
dalil-dalil eksistensi hari akhir?
3.
Sebutkan
dimensi-dimensi kehidupan di akhirat?
4.
Apa
manfaat dari mempercayai akan adanyahari akhir?
II.
PEMBAHASAN
A.
Pentingnya mempercayai akan adanya hari akhir.
Hari Akhir
disebut juga dengan Hari Kiamat, artinya hari kebangkitan. Pada hari
kebangkitan ini semua manusia yang telah meninggal dibangkitkan kembali untuk
mempertanggung-jawabkan semua amal perbuatannya selama hidup didunia[1]. Dan
kita sebagai umat muslim wajib meyakini adanya hari kiamat tersebut. Dengan
meyakini adanya hari kiamat, kita akan berusaha mencari tahu tentang gambaran
hari kiamat, bagaimana terjadinya kiamat, tanda-tanda datangnya hari kiamat
serta kehidupan kita kelak di akhirat. Jika telah mengetahui ketiga hal
tersebut, maka secara otomatis kita akan termotivasi untuk meningkatkan iman
kepada Allah. Mengapa ? karena kita akan sadar dengan apa yang telah kita
lakukan selama ini ! dosa ataukah pahala ? dan kita akan merasa takut
akan ganjaran yang akan kita terima kelak di akhirat jika kita melakukan banyak
dosa. Dengan adanya perasaan itu, umat muslim tersebut akan berusaha
meningkatkan imannya kepada Allah SWT.
QS. Al Baqarah (2) ayat 4
وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ
مِنْ قَبْلِكَ وَبِالْآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ (4
“Dan mereka yang beriman kepada (Al
Qur’an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (Kitab-kitab) yang telah
diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat.”
Ø Tafsir
Beriman kepada kitab-kitab yang
telah diturunkan-Nya, yaitu beriman kepada Al Qur’an dan kitab-kitab (Wahyu)
Taurat, Zabur, Injil dan sahifah-sahifah yang diturunkan kepada nabi-nabi
sebelum Nabi Muhammad saw. Meskipun
dalam beriman kepada kitab-kitab selain Al Qur’an bersifat ijmali (global),
sedangkan beriman kepada Al Qur’an harus secara tafsili (rinci). Beriman
kepada kitab-kitab dan sahifah-sahifah tersebut berarti beriman pula kepada
para rasul yang telah diutus Allah kepada umat-umat yang dahulu dengan tidak
membedakan antara seseorang dengan yang lain dari rasul-rasul Allah.
Beriman kepada kitab-kitab Allah merupakan
salah satu sifat dari orang-orang yang bertaqwa. Orang-orang yang beriman
kepada kitab-kitab Allah dan mempelajari isinya adalah para ahli waris nabi,
ahli waris ajaran-ajaran Allah, baik orang-orang dahulu, maupun orang-orang
sekarang sampai akhir zaman. Sifat ini akan menimbulkan rasa dalam diri seorang
Muslim bahwa mereka adalah umat yang satu, agama mereka adalah satu, agama
islam. Tuhan yang mereka sembah adalah Allah Yang Maha Esa, pengasih dan
penyayang kepada hamba-hamba-Nya. Sifat ini akan menghilangkan eksklusivisme (sifat
berbeda) dalam diri seorang Muslim, yaitu meliputi semua sifat sombong,
tinggi hati, fanatik golongan, rasa kedaerahan dan perasaan kebangsaan yang
berlebihan.[2]
B.
Dalil-Dalil Eksistensi Hari Akhir
1.
Ali Imran(3) ayat 25
فَكَيْفَ إِذَا جَمَعْنَاهُمْ لِيَوْمٍ لَا رَيْبَ فِيهِ وَوُفِّيَتْ كُلُّ
نَفْسٍ مَا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ (25)
“bagaimana jika (nanti) mereka Kami
kumpulkan pada hari (Kiamat) yang tidak diragukan terjadinya, kepada setiap
jiwa (diberi balasan yang sempurna) sesuai dengan apa yang telah dikerjakannya
dan mereka tidak dizalimi (dirugikan).” [3]
Ø Munasabah
Dalam ayat-ayat yang lalu telah
diterangkan kejelekan tingkah laku orang yahudi yaitu mengabaikan dakwah Nabi,
membunuh para Nabi dan orang-orang bijak yang menegakkan kebenaran dan
keadilan. Semua itu adalah sebagai keterangan Allah bagi para rosul-Nya bahwa
berpalingnya mereka dari dakwah nabi bukanlah suatu hal yang baru atau mengherankan.
Lalu pada ayat ini, Allah memperingatkan kepada nabi Muhammad saw, tentang
kejanggalan sikap orang Yahudi dalam
hidup beragama, yaitu mereka menolak untuk mengambil hukum dari kitab mereka
sendiri. Bila mereka diajak untuk kembali kepada kitab suci mereka, mereka pun
selalu menolak.
Ø Sebab Nuzul
Diriwayatkan oleh Imam al Bukhari,
dari Abdullah bin Umar, bahwa beberapa orang
Yahudi datang menghadap Rasulullah saw dengan membawa seorang laki-laki
dan seorang perempuan yang telah berbuat zina. Lalu Rasulullah berkata kepada
mereka: “Bagaimana tindakanmu terhadap orang yang berbuat zina?” Mereka
menjawab, “Kami lumur mereka dengan abu lalu kami pukuli”. Rasulullah saw
berkata, “Tidaklah kamu temukan hukum rajam dalam Taurat?” Mereka menjawab,
“Tidak… kami tidak menemukan hukum itu di dalamnya”. Abdullah bin Salam berkata
kepada mereka, “Kamu telah berdosa, Bawalah Taurat, Bacalah jika kamu sekalian
benar”. Lalu salah seorang yang ahli dalam Taurat diantara mereka meletakkan
telapak tangannya diatas ayat rajam. Mulailah dia membaca selain dari yang
tertutup oleh telapak tangannya. Kemudian Abdullah bin Salam mengangkat telapak
tangan orang yang menutupi ayat rajam, lalu dia berkata kepada orang-orang
yahudi itu , “ini apa?” Tatkala orang Yahudi itu melihatnya, mereka berkata,
“itu adalah ayat rajam”.[4]
Maka Rasullullah memerintahkan untuk merajam mereka berdua sesuai dengan
perintah Taurat. Lalu mereka dirajam dekat kuburan disamping masjid. “Akan tetapi
orang Yahudi marah terhadap hukuman ini, maka Allah mencela sikap mereka dengan
ayat ini.”[5]
Ø Tafsir
Ayat ini membantah dan membatalkan
apa yang dikatakan oleh orang Yahudi pada ayat yang lalu. Ayat ini tersusun
dalam bentuk kalimat pertanyaan bagaimanakah keadaan orang Yahudi bilamana hari Kiamat yang tidak diragukan
lagi itu telah datang.
Bentuk kalimat seperti itu
menggambarkan bagaimana kehebatan huruhara yang terjadi dihari itu, dan tentang
siksa besar yang akan ditimpakan kepada orang-orang Yahudi. Mereka akan jatuh
pada jurang penderitaan, tak akan ada jalan untuk menyelamatkan diri.
Sesungguhnya anggapan orang Yahudi bahwa dirinya akan dapat lepas dengan mudah
dari azab itu adalah angan-angan kosong.
Pada hari yang dahsyat itu orang
akan melihat dengan jelas apa yang telah dikerjakannya, baik atau buruk akan
dihadapkan pada mereka. Kemudian segala amal perbuatan akan dibalas dengan kesengsaraan
jika amal itu buruk. Tidak ada hak istimewa yang dapat diberikan kepada pemeluk
suatu agama tertentu dan golongan tertentu. Tidak pula suatu bangsa mendapat
keistemewaan atas bangsa-bangsa lainnya sekalipun mereka menanamkan dirinya
dengan sya’bullah al-mukhtar (rakyat Allah yang terpilih) atau anak
Allah. Pembalasan pada hari kiamat itu sesuai dengan baik buruknya iktikad yang
terkandung dalam hati dan sesuai pula dengan baik buruknya amal perbuatan yang
telah dilakukan.
Pada hari itu akan terdapat keadilan
yang sempurna. Tidak akan dikurangi sedikitpun balasan terhadap suatu perbuatan
dan tidak pula akan ditambah. Yang menjadi pertimbangan pada hari itu ialah
keimanan seseorang dan pengaruh iman itu terhadap amal perbuatannya sewaktu
didunia. Kalau dia tidak beriman, maka ia akan masuk kedalam neraka, karena amal-amalnya
buruk. Jika imannya tidak sampai rusak, karena diimbangi dengan amal saleh atau
seimbang antara yang baik dengan yang buruk, maka dia mendapat balasan sesuai
dengan derajad dan kadarnya masing-masing.
2.
Yasin ayat (36) ayat 78-81
وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَنَسِيَ خَلْقَهُ
قَالَ مَنْ يُحْيِي الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيمٌ (78) قُلْ يُحْيِيهَا الَّذِي
أَنْشَأَهَا أَوَّلَ مَرَّةٍ وَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيمٌ (79) الَّذِي جَعَلَ
لَكُمْ مِنَ الشَّجَرِ الْأَخْضَرِ نَارًا فَإِذَا أَنْتُمْ مِنْهُ تُوقِدُونَ
(80) أَوَلَيْسَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِقَادِرٍ عَلَى أَنْ
يَخْلُقَ مِثْلَهُمْ بَلَى وَهُوَ الْخَلَّاقُ الْعَلِيمُ (81)
“Dan dia membuat perumpamaan bagi
kami dan melupakan asal kejadiaannya, dia berkata, “Siapakah yang dapat
menghidupkan tulang-belulang, yang telah hancur luluh?”. Katakanlah (Muhammad),
Yang akan menghidupkannya ialah (Allah ) yang menciptakannya pertama kali. Dan
Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk. Dan bukanklah (Allah) yang
menjadikan api untukmu dari kayu yang hijau, maka seketika itu kamu nyalakan
(api) dari kayu itu. “Dan bukanlah (Allah) yang menciptakan langit dan bumi,
mampu menciptakan kembali yang serupa itu (jasad mereka yang sudah hancur itu)?
Benar, dan Dia Maha Pencipta, Maha Mengetahui. [6]
Sebab Nuzul
Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa
beberapa orang dari kalangan kaum musyrik antara llain Ubay bin Khalaf dan
al-‘As bin Wa’il as-Sahmi, datang kepada Rasulullah, dan mereka membawa
sepotong tulang yang sudah lapuk. Lalu seseorang diantara mereka berkata kepada Rasulullah
dengan sikap menantang, “ Hai Muhammad, apakah engkau berpendapat bahwa Allah
dapat menghidupkan kembali tulang yang sudah lapuk ini,?” Rasulullah menjawab.
“Tentu, Allah akan membangkitkanmu kembali, dan akan memasukkanmu kedalam neraka.”
Maka turunlah ayat ini yang menyebut
bahwa orang musyrik yang berkata kepada Rasulullah itu telah mengemukakan
sesuatu yang menurut pendapatnya merupakan sesuatu yang tidak akan dapat
dijawab oleh Rasulullah, karena tulang-belulang yang telah lapuk itu tak
mungkin lagi menjadi manusia yang hidup dan utuh. Sebab itu ia mengemukakan
pertanyaan, “Siapakah yang menghidupkan kembali tulang yang sudah lapuk ini?”
Ø Munasabah
Pada ayat-ayat yang lalu diterangkan
bahwa Allah swt telah menciptakan dan memberikan bermacam-macam rahmat kepada
manusia, antara lain adalah binatang ternak yang mereka jadikan milik
masing-masing dan mereka ambil manfaatnya untuk bermacam-macam keperluan hidup.
Tetapi sebagian manusia tidak mensyukuri rahmat tersebut, bahkan sebaliknya mereka
bertuhan kepada selain Allah, yang mereka buat sendiri berupa patung-patung dan
berhala, yang mereka harapkan dapat menolong dan melindungi mereka. Akan tetapi
benda-benda tersebut sudah tentu tak dapat berbuat apa-apa. Pada ayat-ayat
berikut ini, Allah mengingatkan kembali asal mula kejadian manusia anak cucu
Adam yang sebagian besar dari mereka bahkan memusuhi Allah dan rasul-Nya, dan
tidak percaya tentang adanya hari kebangkitan kelak di akhirat.
Ø Tafsir[7]
(78) pada ayat ini dijelaskan
tentang keraguan orang kafir Mekah terhadap adanya hari kebangkitan. Mereka
berpendapat demikian karena telah melupakan asal kejadian masing-masing. Mereka
diingatkan bahwa Allah telah menciptakan mereka dari setetes air mani, sehingga
mereka lahir berwujud manusia yang hidup dan utuh. Jika seandainya mereka
mengingat dan menyadari hal ini, pastilah mereka yakin bahwa Allah juga kuasa
menghidupkannya kembali sesudah mati, walaupun tulang-belulang mereka sudah
remuk.
(79) Pada ayat ini, Allah
memerintahkan Nabi Muhammad saw untuk menjawab pertanyaan orang-orang tersebut
diatas, dengan menegaskan bahwa yang akan menghidupkan tulang-tuang lapuk itu
kembali menjadi manusia yang hidup dan utuh adalah Allah yang dahulu telah
menciptakannya pada kali yang pertama, dari tidak ada menjadi ada. Allah Maha
Mengetahui semua makhluk ciptaan- Nya. Bagi manusia, mengulang suatu perbuatan
lebih mudah dari pada melakukannya pertama kali. Akan tetapi, bagi Allah
menciptakan sesuatu pertama kali, sama saja mudahnya dengan mengulanginya,
karena Allah Maha Kuasa.
(80) pada ayat ini disebutkan bahwa
Allah telah memerintahkan Rosulnya untuk menjelaskan kepada orang-orang musyrik
tersebut bahwa yang akan menghidupkan kembali tulang-tulang lapuk tersebut
adalah Allah yang telah menciptakan umtuk mereka api yang menyala dari kayu
yang semula merupakan pohon basah dan hijau tetapi kemudian kayu itu menjadi
kering sehingga dapat menyala.
Percontohan ini merupakan hal yang
cukup jelas bagi mereka yang sehari-hari menggunakan kayu api. Mereka mengira,
bahwa tulang-tulang yang lapuk itu telah menjadi dingin dan kering tidak dapat
lagi menerima kehidupan.dan kehidupan ini memerlukan adanya panas. Padahal
sehari-hari mereka menyaksikan kayu yang sudah lapuk dan dingin dapat menimbulkan
panas dan menghidupkan api. Bahkan kayu yang basah dan berdaun ada juga yang
dapat menyalakan api.
Dengan demikian tepatlah Allah memberikan contoh,
bahkan bukan hanya kayu yang kering saja dapat menyala api tetapi kayu yang
masih hijau dan basahpun dapat juga dijadikan kayu api. Sebaliknya,
tulang-tulang yang dapat menerima kehidupan bukan hanya tulang-tulang yang
segar, tetapi tulang yang sudah lapukpun dapat pula menerima kehidupan dengan
kekuasaan Allah SWT.[8]
(81) Allah mengemukakan pertanyaan
kepada orang-orang yang tidak memepercayai hari kebangkitan itu bahwa jika
mereka percaya bahwa Allah kuasa menciptakan langit dan bumi ini, mengapa Allah
tidak kuasa pula menciptakan sesuatu yang serupa dengan itu. Jawabannya adalah
Allah pasti kuasa menciptakannya, karena Dia Maha Pencipta, Lagi Maha
Mengetahui.
3.
AL-Ahzab ayat 63
يَسْأَلُكَ النَّاسُ عَنِ السَّاعَةِ قُلْ
إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ
تَكُونُ
قَرِيبًا (63)
“Manusia bertanya kepadamu tentang
hari berbangkit. Katakanlah,’Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit
itu hanya disisi Allah.’ Dan tahukah
kamu (Hai Muhammad) boleh jadi hari berbangkit itu sudah dekat waktunya.”[9]
Ø Munasabah
Pada ayat-ayat yang lalu, Allah
mengemukakan tiga golongan yang menentang Allah, Rasul-Nya dan kaum mukminin,
bahwa malaikat itu dikutuk dan dikejar-kejar untuk dibunuh dimana saja mereka
dijumpai sesuai dengan perintah Allah. Pada ayat berikut ini, Allah menerangkan
tentang hari kiamat, keadaan mereka kelak diakhirat, dan tingkah lakunya ketika
menghadapi siksaan Allah.
Ø Tafsir
Banyak manusia bertanya kepada nabi
Muhammad tentang datangnya hari kiamt. Orang-orang musryrik menanyakan tentang
hari kiamat tersebut secara mengejek dan mecemoh, serta menantang supaya hari
kiamat segera didatangkan. Orang-orang munafik menanyakan tentang hari kiamat
Karena terdorong oleh anggapan bahwa nabi Muhammad saw akan menjawab seperti
yang mereka perkirakan. Adapun orang-orang yahudi bertanya dengan maksud
menguji kebenaran nabi saw, apakah jawabannya akan sama atau tidak dengan yang
tercantum dalam kitab taurat, bahwa soal hari kiamat itu sesungguhnya berada
ditangan Allah.
C. Dimensi-Dimensi Kehidupan Akhirat
1. QS. Hud (11)
ayat 105-108
يَوْمَ يَأْتِ لَا تَكَلَّمُ نَفْسٌ إِلَّا بِإِذْنِهِ
فَمِنْهُمْ شَقِيٌّ وَسَعِيدٌ (105) فَأَمَّا الَّذِينَ شَقُوا فَفِي النَّارِ
لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ وَشَهِيقٌ (106) خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ
السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ إِلَّا مَا شَاءَ رَبُّكَ إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِمَا
يُرِيدُ (107) وَأَمَّا الَّذِينَ سُعِدُوا فَفِي الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا
مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ إِلَّا مَا شَاءَ رَبُّكَ عَطَاءً غَيْرَ
مَجْذُوذٍ (108)
“Ketika hari itu datang, tidak
seorangpun yang berbicara, kecuali dengan izin-Nya; maka diantara mereka ada
yang sengsara dan ada yang berbahagia. Maka adapun orang–orang yang sengsara,
maka (tempatnya) didalam neraka, disana mereka mengeluarkan dan menarik nafas
dengan merintih. Mereka kekal didalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali
jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sungguh, Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap
apa yang Dia kehendaki. Dan adapun orang-orang yang berbahagia, maka
(tempatnya) didalam surga; mereka kekal didalamnya selama ada langit dan bumi,
kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain) ; sebagai karunia yang tidak ada
putus-putusnya.” [10]
Ø Munasabah
Ayat-ayat yang lalu menerangkan
pelajaran yang diambil dari kehancuran umat yang banyak berbuat aniaya didunia
ini. Ayat-ayat berikut ini menerangkan balasan diakhirat : bagi orang-orang
yang celaka akan dimasukkan kedalam neraka, sedang orang-orang yang berbahagia
akan bersenang-senang didalam surga yang penuh dengan kenikmatan.
Ø Tafsir[11]
(105) Pada ayat ini Allah swt
menerangkan bahwa jika hari yang telah ditentukan itu tiba, tidak seorangpun
dapat berbicara dan berbuat sesuatu kecuali dengan izin Allah. Diantara
orang-orang yang berkumpul dihari Kiamat itu, ada yang celaka, mereka akan
mendapat azab yang pedih sebagaimana yang telah diancamkan kepada orang-orang
kafir, dan ada yang berbahagia, mereka akan memperoleh pahala dan kesenangan
sepanjang massa sesuai yang telah dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa
(106) Pada ayat ini, Allah swt
menerangkan bahwa orang-orang yang termasuk golongan celaka, karena pada waktu mereka
didunia telah merusak akidahnya, mengikuti orang-orang yang sesat perbuatannya,
sehingga pudar dan padamlah cahaya iman dari padanya, bergelimang dosa
sepanjang masa. Mereka itu akan dimasukkan kedalam neraka dan merasakan azab
yang pedih seperti halnya seekor himar yang mengeluarkan dan memasukkan
nafasnya disertai rintihan dan teriakan yang amat keras.
(107) Mereka akan kekal didalam
neraka, selama-lamanya kecuali kalau Allah swt menghendaki yang lain, karena
Dia Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki. Apa saja yang
dikehendaki-Nya akan terwujud dan apa yang tidak dikehendaki-Nya tidak akan ada.
(108) Pada ayat ini, Allah swt
menerangkan bahwa orang-orang yang berbahagia karena ketika mereka berada
didunia selalu berhati-hati dan menghindari perbuatan yang bertentangan dengan
perintah Allah dan menjauhi godaan-godaan yang akan menjerumuskannya kelembah
maksiat, mereka akan ditempatkan disurga, dan kekal didalamnya selama-lamanya,
kecuali Allah swt menghendaki yang lain. Balasan dan nikmat yang dianugerahkan
kepada orang-orang yang berbahagia adalah karunia semata-mata dari Allah swt
yang terus menerus tiada putus-putusnya.
2.
QS. Al-A’RAF (7) ayat 147
وَالَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَلِقَاءِ الْآخِرَةِ حَبِطَتْ
أَعْمَالُهُمْ هَلْ يُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (147)
“Dan
orang-orang yang mendustakan tanda-tanda (kekuasaan) Kami dan (mendustakan)
adanya pertemuan akhirat, sia-sialah
amal mereka. Mereka diberi balasan sesuai dengan apa yang telah mereka
kerjakan.” [12]
Ø Munasabah
Pada ayat-ayat lalu diterangkan
hal-ihwal Fir’an dan tentaranya yang telah punah dan tenggelam kedasar laut
Qulzum (laut merah), Karena ketakaburan, keangkuhan, kezaliman, dan
sikap mereka yang mendustakan kenabian Musa beserta risalah yang dibawanya.
Pada ayat ini dijelaskan bahwa orang yang sombong dan mendustakan kekuasaan
Allah dan adanya akhirat, mereka akn menerima balasan sesuai dengan
perbuatannya.
Ø Tafsir
Orang yang mendustakan ayat-ayat
Allah yang telah diturunkan kepada Rasul-Nya, tidak mempercayai akan adanya
pertemuan dengan Allah pada hari akahir nanti, tidak percaya akan adanya
pembalasan yang akan diberikan pada hari itu. Maka segala amal baik yang telah
mereka kerjakan didunia tidak akan diberi pahala oleh Allah, dan Allah tidak
menganiaya sedikitpun, mereka akan disiksa sesuai dengan perbuatan dosa yang
telah mereka kerjakan. [13]
D.Manfaat Mempercayai Akan Adanya
Hari Akhir
Keyakinan kepada hari akhir
memberikan beberapa hikmah kepada orang yang mengimaninya, yaitu sebagai
berikut :
1.
Menambah iman dan takwa kepada Allah
2.
Selalu berhati-hati dalam melakukan setiap tindakan
3.
Selalu meminta ampunan kepada Allah SWT
4.
Selalu menghiasi diri dengan berdzikir (meningkatkan
ketaqwaan) dan beramal shaleh.
5.
Menghindari perbuatan yang sia-sia (menimbulkan dosa)
6.
Meningkatkan kepedulian terhadap sesama, serta terhadap
lingkungan
7.
Mendalami agama islam lebih daripada sebelumnya.
Analisis
Dalam surat Al-Baqarah (2) ayat 4
menjelaskan Beriman kepada kitab-kitab Allah merupakan salah satu sifat dari
orang-orang yang bertaqwa. Orang-orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah
dan mempelajari isinya adalah para ahli waris nabi, ahli waris ajaran-ajaran
Allah, baik orang-orang dahulu, maupun orang-orang sekarang sampai akhir zaman.
Sifat ini akan menimbulkan rasa dalam diri seorang Muslim bahwa mereka adalah
umat yang satu, agama mereka adalah satu, agama islam.
Pada surat Ali Imran (3) ayat 25 ini
membantah dan membatalkan apa yang dikatakan oleh orang Yahudi pada ayat yang
lalu. Ayat ini tersusun dalam bentuk kalimat pertanyaan bagaimanakah keadaan
orang Yahudi bilamana hari Kiamat yang
tidak diragukan lagi itu telah datang. Bentuk kalimat seperti itu menggambarkan
bagaimana kehebatan huruhara yang terjadi dihari itu, dan tentang siksa besar
yang akan ditimpakan kepada orang-orang Yahudi. Mereka akan jatuh pada jurang
penderitaan, tak akan ada jalan untuk menyelamatkan diri. Sesungguhnya anggapan
orang Yahudi bahwa dirinya akan dapat lepas dengan mudah dari azab itu adalah
angan-angan kosong.
Pada surat Al- A’raf (7) ayat 147
menjelaskan Orang yang mendustakan ayat-ayat Allah yang telah diturunkan kepada
Rasul-Nya, tidak mempercayai akan adanya pertemuan dengan Allah pada hari
akahir nanti, tidak percaya akan adanya pembalasan yang akan diberikan pada
hari itu. Maka segala amal baik yang telah mereka kerjakan didunia tidak akan
diberi pahala oleh Allah, dan Allah tidak menganiaya sedikitpun, mereka akan
disiksa sesuai dengan perbuatan dosa yang telah mereka kerjakan.
Berdasarkan uraian diatas dapat
ditarik kesimpulan bahwa Dengan
meyakini adanya hari kiamat, kita akan berusaha mencari tahu tentang gambaran
hari kiamat, bagaimana terjadinya kiamat, tanda-tanda datangnya hari kiamat
serta kehidupan kita kelak di akhirat. Jika telah mengetahui ketiga hal
tersebut, maka secara otomatis kita akan termotivasi untuk meningkatkan iman
kepada Allah. Dan kita akan merasa takut akan ganjaran yang akan kita terima
kelak di akhirat jika kita melakukan banyak dosa.
III. Kesimpulan
Dengan
memahami kajian teori di atas, tentunya kita semakin mengetahui bahwa kehidupan
di dunia ini hanya bersifat sementara. Manusia lahir lalu bertumbuh-kembang,
dan akhirnya meninggal dunia. Begitu juga dengan hewan dan tumbuhan. Dari
pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa kehidupan yang kekal hanya di
akhirat kelak. Disana tidak ada lagi kematian. Orang-orang beriman
dan beramal saleh akan hidup selamanya di surga. Sebaliknya, orang-orang
kafir dan beramal buruk akan hidup di neraka untuk selamanya.
Demikianlah makalah yang dapat kami
sampaikan yaitu Ayat-ayat tentang Hari Akhir. Semoga apa yang telah dipaparkan
dalam makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua dan menjadi referensi
pengetahuan kita.
Terimakasih………………
DAFTAR PUSTAKA
Departemen
Agama. 2010. Al-Qur’an dan Tafsirnya Jilid IV (Edisi yang
Disempurnakan). Jakarta: Lentera
Abadi
Departemen
Agama RI. Al-Qur’an dan Tafsirnya. Semarang: Effhar Offset, 1993. Jilid I & III
M. Quraish Syihab. 2009. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati.
Muhammad Ahmad Isawi.2009. Tafsir
Ibnu Mas’ud. Jakarta: Pustaka Azzam.
http: hari
akhir/Fungsi Beriman Pada Hari Akhir _ Sumber kita.htm
[1]
http: hari akhir/Fungsi Beriman Pada Hari Akhir _ Sumber kita.htm
[2]
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan
Tafsirnya Jilid I,( Semarang: Effhar Offset, 1993) Hlm. 38-38
[3] Ibid, Hlm. 477
[4]
Dalam Taurat (Perjanjian Lama) hukuman mati dengan dirajam atau dibakar
terhadap pezina atau orang yang berbuat mesum terdapat antara lain dalam Imamat
xx: 10-21. Dalam Ulangan xxii: 20-21 disebutkan, bahwa jika tidak terdapat
tanda-tanda keperawanan pada seorang gadis, maka ia harus dibawa keluar
rumahnya,”…. Dan orang-orang sekotanya haruslah melempari gadis itu dengan batu
sehingga mati….”
[5]
Ibid, hlm 478
[6]
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan
Tafsirnya Jilid VIII,( Semarang: Effhar Offset, 1993) Hlm. 252
[7]
Ibid, hlm 256
[8]
M.Quraish Syihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2009) Hlm.125
[9]
Muhammad Ahmad Isawi, Tafsir Ibnu Mas’ud, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009) Hlm.
44
[10]
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya Jilid IV (Edisi yang Disempurnakan),
(Jakarta: Lentera Abadi, 2010) hlm.474
[11]
Hlm. 476
[12]
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan
Tafsirnya Jilid III,( Semarang: Effhar Offset, 1993) Hlm. 479
[13]
Ibid, Hlm 482
Tidak ada komentar:
Posting Komentar